Source: http://www.amronbadriza.com/2012/05/cara-membuat-related-post-atau-artikel.html#ixzz2MTeAzvsO Source: http://www.amronbadriza.com/2012/05/cara-membuat-related-post-atau-artikel.html#ixzz2MXQlHevf Source: http://www.amronbadriza.com/2012/05/cara-membuat-auto-readmore-di-blog.html#ixzz2MY102Ndr MyDiary: Maret 2011

Selasa, 08 Maret 2011

Mutiara kasih untuk anakku, Mutia...

Assalamualaikum, sayang...
Sepertinya tidak terasa ya akhirnya setahun sudah perpisahan kita telah berjalan...
Apa kabarmu di sana, Nak ? Sudah pasti dirimu selalu bahagia di sana. Bermain ceria bersama malaikat kecil lainnya di taman surga bersama kilau gemerlap cahaya dari doa-doa yang selalu ibu panjatkan untukmu....
Kabar ibu di sini alhamdulillah... sampai detik ini Allah selalu memberikan limpahan karuniaNya pada ayah dan ibu. Ayah ibu di sini masih selalu semangat dan senantiasa berdoa dengan keyakinan yg besar, suatu saat kita pasti akan dipertemukanNya kembali dalam kuasa dan rahmat Allah SWT. Aamiin...

Hari ini, setahun yang lalu, kala musibah itu datang. Jujur saja ibu sempat terpukul sedih... Karena tak ada angin, hujan apalagi badai yang menandai kepergianmu. Justru saat itu kita tengah bahagia. Melihat Nanda yang kian lama kian sehat dan lucu menggemaskan. Sehari sebelumnya pun kita masih menghabiskan waktu bermain bersama bertiga. Menjelang malam sebelumnya pun masih seperti biasa ibu melantunkan ayat-ayat Al Qur'an menjelang tidurmu hingga Nanda terbuai, terlena, untuk kemudian terlelap. Tak heran, jika keesokan paginya, bumi tempat berpijak ini serasa runtuh saat detik-detik kepergianmu dalam pangkuan ibu. Tarikan nafasmu yang terakhir masih terdengar jelas di telinga ibu bak sayatan pedang yang menghunus ulu hati. Seakan tak percaya karena kebahagiaan itu baru dirasakan tiba-tiba harus dicabut secepat kilat berganti kesedihan yang luar biasa perih.

Tapi kini perlahan namun pasti, seiring berjalannya waktu, ayah ibu di sini terus meyakinkan diri, bahwa ini adalah ujian yang harus kita tempuh... Manusia memang tidak akan dikatakan beriman jika belum melalui ujian-ujian di dunia. Dan kepergianmu adalah salah satu musibah ujian terbesar yang harus ibu dan ayah lalui..

Kini setahun berlalu, ibu sudah makin tegar dari sebelumnya....
Terlebih Allah telah meyediakan pahala yang besar jika musibah ini ibu hadapi dengan kesabaran.
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepadaNya kita kembali...." (Al-Baqarah : 156)
Itulah kalam Allah yang selalu menguatkan ibu kala rindu datang menyesakkan dada...
Semua terjadi adalah kehendak Ilahi yang diadakan untuk menguji ketabahan serta kerelaan ibu.
Benarlah Nak,
Dunia ini adalah tempat ujian dan kesusahan bukan tempat untuk bersenang-senang.
Musibah ini hanya bersifat sementara dan bukan untuk selamanya.
Pengharapan dari semua musibah hanyalah pahala dan senantiasa bersikap sabar karena itulah yang terbaik. Ya, itulah yang terbaik!

Ibu jadi teringat kisah tentang pengobat rindu penguat hati kala ibu tak sanggup mengekang kerinduan ingin memeluk dan menciummu, Nak...
Dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada bagi dua orang Islam yang ditimpa musibah dengan kematian anaknya yang belum baligh, melainkan Allah memasukkannya ke dalam surga beserta orang tuanya dengan rahmatNya"
Ketika dikatakan kepada anak itu: "Masuklah kamu ke dalam surga, maka pada waktu itu sang anak menjawab: Kami sedang menunggu kedua orang tua kami. Sampai tiga kali diperintahkan supaya anak-anak itu masuk ke dalam surga, namun mereka tetap menjawab dengan jawaban yang sama. Akhirnya diperintahkanlah mereka: "Masuklah kamu ke dalam surga bersama dengan orang tuamu". (HR. Ahmad)

Dan masih banyak lagi kisah-kisah dan hadist-hadist yang walaupun berbeda namun mengandung makna yang sama, yaitu betapa Allah Maha Rahman kepada umatnya.
Anakku terkasih, doakan ayah dan ibu agar diberikan kesabaran dan ketabahan supaya bisa memperoleh pahala yang besar yang dijanjikan Allah SWT. Sesungguhnya inilah karunia dari Allah bagi hamba yang dikehendakiNya.

Ya Allah, berilah kebahagiaan dan kesenangan pada anak hamba Khalisa Mutia Nurrahmah binti Yanto Rachmat Hidayat.
Berilah ketabahan dan kesabaran bagi kami yang ditinggalkan.
Semoga kelak kami bisa berkumpul kembali dalam surga Allah, Yang Rahman...yang Rahiim...
Aamiin ya robbal 'alamiin....

Dari :
Ibu dan ayah yang menyayangimu selalu..